Senin, 05 Desember 2011

SURVEY

PENGUKURAN JARAK LANGSUNG

PENGUKURAN JARAK LANGSUNG
1. PENGERTIAN JARAK
DALAM IUT, JARAK ANTARA DUA TITIK ADALAH JARAK DALAM BIDANG HORIZONTAL, YANG MERUPAKAN JARAK TERPENDEK ANTARA DUA TITIK TERSEBUT.
Gambar 1. Bagan Pengukuran Jarak

2. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PENGUKURAN LANGSUNG ANTARA LAIN:
1. PITA UKUR à BAJA, FIBERGLASS, PLASTIK, KAIN ATAU CAMPURAN
2. PEGAS UKUR YANG TERBUAT à PLAT/PITA BAJA DAN DILENGKAPI DENGAN PEGAS PENGUKUR KETEGANGAN
3. RANTAI UKUR YANG TERBUAT DARI KAWAT BAJA
4. KAYU UKUR


PANJANG ANTARA 20 m – 50 m ADA JUGA YANG 100 m (KECUALI KAYU 3 – 5 m)
LEBAR ANTARA 1 – 2cm DAN TEBAL 0,1 – 0,2mm
SATUAN : UMUMNYA DUA MACAM YAITU :
METER (0,5 cm – 1 mm) DAN INCHI (0,125 inchi – 0,1 inchi)
• ALAT-LAT BANTU :
ALAT-LAT BANTU :

1. YALON ATAU ANJIR
2. PEN UKUR YANG TERBUAT DARI KAWAT BAJA
3. BENANG DAN UNTING-UNTING
4. KLINOMETER ATAU HELLING METER ATAU ABNEY LEVEL
5. JEPITAN PENARIK
6. PEGAS PENGUKUR KETEGANGAN
7. CERMIN ATAU PRISMA PENYIKU


• 3. PELURUSAN
PELURUSAN DILAKUKAN APABILA PEGUKURAN TIDAK DAPAT DILAKUKAN DENGAN SEKALI MEMBENTANGKAN PITA UKUR KARENA JARAK YANG DIUKUR MELEBIHI PANJANG PITA UKUR DAN ATAU PERMUKAAN TANAH TIDAK MENDATAR, SHG JARAK TSB PERLU DIPENGGAL AGAR SETIAP PENGGALAN DPT DILAKUKAN PENGUKURAN JARAK DENGAN SEKALI MEMBENTANGKAN PITA UKUR DAN PITA UKUR DAPAT DITARIK HINGGA MENDATAR.
• 4. PELAKSANAAN PENGUKURAN
- MINIMAL DILAKUKAN DUA ORANG
- DENGAN MENGGUNAKAN PITA UKUR DAN PEN UKUR, MAKA ANGKA PANJANG PITA UKUR DIBACA ORANG KEDUA, DATA DICATAT
- UNTUK MEDAN MIRING, TERLEBIH DULU DILAKUKAN PELURUSAN DAN PEMBUATAN PENGGAL-PENGGAL.
- UNTUK MENDAPATKAN HASIL YANG LEBIH BAIK, MAKA DILAKUKAN PENGUKURAN PERGI (A – B) DAN PENGUKURAN PULANG ( B – A), YANG BIASANYA HASIL TIDAK SAMA DAN HASILNYA DIRATA-RATA.
- RASIO KETELITIAN PENGUKURAN JARAK ADALAH SELISIH PERGI DAN PULANG DIBAGI DENGAN JARAK RATA-RATA. KETELITIAN BERKISAR 1:500 SMPAI 1:300.

• 5. CARA PENCATATAN DATA UKURAN JARAK LANGSUNG
AGAR DATA UKURAN-UKURAN JARAK YANG BANYAK TIDAK MEMBINGUNGKAN DAN MENJADI LEBIH SISTEMATIK DAN MUDAH DIPAHAMI ORANG LAIN, MAKA DATA TSB DICATA DALAM FORMULIR UKUR ATAU BUKU UKUR DAN DISERTAKAN SKET PENGUKURAN, ARAH PENGUKURAN DAN CARA PENULISAN DATA DENGAN ATURAN YANG BAKU ATAU SERAGAM.
• Contoh


• 6. PENGUKURAN JARAK LANGSUNG DLM RINTANGAN
• 7. MEMBUAT ARAH OBYEK TEGAK LURUS SEBUAH GARIS
APABILA DILAPANGAN AKAN DIBUAT SEBUAH GARIS MELALUI SUATU OBYEK ATAU GARIS TSB TEGAK LURUS GARIS LAIN DGN PERALATAN SEDERHANA, DAPAT DIKERJAKAN DGN BBRP CARA :
1. PERBANDINGAN SISI SEGITIGA SIKU-SIKU
2. MENGGUNAKAN TITIK TENGAH TALI BUSUR
3. BANTUAN CERMIN PENYIKU ATAU PRISMA
• 8. SUMBER-SUMBER KESALAHAN DALAM PENGUKURAN JARAK LANGSUNG
KESALAHAN DALAM PENGUKURAN JARAK LANGSUNG:
1. PITA UKUR TIDAK BETUL-BETUL MENDATAR
2. UNTING-UNTING TIDAK VERTIKAL BETUL KRN FAKTOR ANGIN, GANGGUAN YANG LAIN
3. PELURUSAN YG KURANG SEMPURNA
4. PANJANG PITA UKUR TIDAK STANDART
5. KESALAHAN DLM MENGHITUNG JUMLAH BENTANGAN
6. KESALAHAN MEMBACA PITA UKUR DAN PENCATATANYA

KESALAHAN-KESALAHAN DALAM PENGUKURAN
06:50 GONDELLS 1 comment

KESALAHAN-KESALAHAN DALAM PENGUKURAN
PENGUKURAN ADALAH PENGAMATAN TERHADAP SUATU BESARAN YANG DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN PERALATAN DALAM SUATU LOKASI DENGAN BEBERAPA KETERBATASAN YANG TERTENTU. PENGUKURAN à KESALAHAN
KESALAHAN DAPAT DIGOLONGKAN :

1. KESALAHAN KASAR (MISTAKE/ BLUNDERS)
2. KESLAHAN SISTEMATIK (SYSTEMATIC ERROR)
3. KESLAHAN RANDOM / TAK TERDUGA (OCCIDENTAL ERROR)

SUMBER KESALAHAN
SUMBER KESALAHAN :

1. SURVEYOR
2. ALAT UKUR
3. ALAM

1. KESALAHAN KASAR
KESALAHAN INI TERJADI KARENA :

1. KURANG HATI-HATI/ GEGABAH
2. KURANG PENGALAMAN / KURANG PERHATIAN
3. KESALAHAN INI TIDAK BOLEH TERJADI, APABILA DIKETAHUI ADA KESALAHAN MAKA DIANJURKAN UNTUK MENGULANG KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN.

CONTOH :
– SALAH BACA
– SALAH MENCATAT
– SALAH DENGAR
UNTUK MENGHINDARI KESALAHAN INI :
– PENGUKURAN LEBIH DARI SATU KALI
– PENGUKURAN DENGAN MODEL DAN TEKNIK TERTENTU
- PENGUKURAN DILAKUKAN DENGAN 2 ORANG ATAU LEBIH SESUAI TUGASNYA..

2. KESALAHAN SISTEMATIK
KESALAHAN SISTEMATIK
UMUMNYA KESALAHAN SISTEMATIK DISEBABKAN OLEH ALAT-ALAT UKUR SENDIRI (PANJANG PITA, PEMBAGIAN SKALA, PEMBAGIAN LINGKARAN THEODOLIT) ATAU CARA PENGUKURAN YANG TIDAK BENAR.
CARA MENGHINDARI KESALAHAN :
– ALAT PERLU DIKALIBRASI SBLM DIGUNAKAN
– DGN CARA-CARA PENGUKURAN TERTENTU ( PENGAMATAN BIASA DAN LUAR BIASA DAN HASILNYA DIRATA-RATA)
– KOREKSI PADA PENGOLAHAN DATA.
PADA PENGUKURAN JARAK LANGSUNG KESALAHAN SISTEMATIK YANG TERJADI :
– PANJANG PITA UKUR YANG TDK STANDAR
– PELURUSAN YANG TDK SEMPURNA
– PITA UKUR YANG TDK SEMPURNA
– KEMIRINGAN MEDAN LAPANGAN (SLOPE)
– KELENTURAN PITA UKUR
– VARIASI TEMPERATUR UDARA
2.1 KOREKSI STANDAR PITA UKUR
DEMIKIAN JUGA KALAU ALAT DIPAKAI UT MENGUKUR LUAS


2.2 PELURUSAN YANG KURANG SEMPURNA

DIMANA : d = PENYIMPANAGAN PITA UKUR DARI GARIS LURUS
L = PANJANG PITA UKUR

2.3 PENDATARAN YANG KURANG SEMPURNA
APABILA PITA UKUR TDK MENDATAR TP TERJADI MELENGKUNG DI TENGAH à PENGUKURAN AKAN LEBIH PANJANG. BILA d JARANG LENGKUNG DARI PITA SEBENARNYA, MAKA KESALAHAN JARAK YG TERJADI :
2.4 KEMIRINGAN MEDAN LAPANGAN
BILA KEMIRINGAN MEDAN TIDAK SERAGAM DAN DIUKUR DENGAN MEMBENTANGKAN PITA UKUR DGN JARAK PENDEK-PENDEK AKAN TIDAK MENJADI MASALAH BILA UNTING-UNTING DAN YALON BISA DIBUAT MENDATAR
2.5 KELENTURAN KARENA BERAT PITA UKUR
2.6 VARIASI TEMPERATURE UDARA
L = jarak terukur
C = koefisien muai panjang
T = beda temperature thd temp standart


3. KESALAHAN RANDOM / TAK TERDUGA
KESALAHAN RANDOM TERJADI KARENA HAL-HAL YG TDK TERDUGA:

1. GETARAN UDARA / UNDULASI
2. KONDISI TANAH TEMPAT BERDIRI ALAT
3. KECEPATAN UDARA ATAU KONDISI ATMOSFER
4. KONDISI PENGAMAT

BIASANYA KESALAHAN INI TERLIHAT BILA SUATU BESARAN DIUKUR BERULANG ULANG NILAINYA TIDAK SAMA ANTARA UKURAN SATU DGN YANG LAIN.
BILA DILAKUKAN n KALI PENGAMATAN DENGAN HASIL PENGUKURAN X1, X2, X3 ………
MAKA BESAR PENGUKURAN YANG BENAR :
CARA MENGHILANGKAN KESALAHAN INI
CARA MENGHILANGKAN KESALAHAN INI :

1. MENGGUNAKAN ALAT PRESISI TINGGI
2. WAKTU PENGAMBILAN DATA à PAGI 07.00-11.00, SORE 14.00-17.00, ALAT UKUR DIPAYUNGI
3. MENGGUNAKAN METODE PENGOLAHAN DATA TERTENTU (GRAFIS, BOUWDITCH, PERATAAN, KUADRAT TERKECIL, DLL)


DALAM IUT, HASIL PENGAMATAN DIKOREKSI DENGAN METODE ILMU HITUNG PERATAAN (ADJUSTMENT).
KESALAHAN SISTEMATIK TIDAK DAPAT DIKOREKSI, MISAL: KESALAHAN SISTEMATIK “s” MAKA DALAM “n” PENGAMATAN TERDAPAT KESALAHAN “s.n”
HASIL KOREKSI RATA-RATA : (s.n/n) = n à TETAP ADA / TDK HILANG
AKURASI vs PRESISI
DALAM IUT, BERBICARA TTG KETELITIAN ADA 2 PENGERTIAN ATAU ISTILAH YANG HAMPIR SAMA :

1. AKURASI (ACCURACY)

AKURASI ATAU KESAKSAMAAN ADALAH TINGKAT KEDEKATAN DARI NILAI-NILAI UKURAN TERHADAP NILAI YANG SEBENARNYA. APABILA NILAI –NILAI UKURAN SEMAKIN MENDEKATI NILAI SEBENARNYA YANG BERARTI PENYIMPANGAN ATAU KESALAHAN SEMAKIN KECIL, BERARTI SEMAKIN TINGGI AKURASINYA
2. PRESISI (PRECISION)
PRESISI ATAU KETELITIAN ADALAH TINGKAT KEDEKATAN DARI NILAI-NILAI UKURAN TERSEBUT SATU SAMA LAINYA, YANG DAPAT DIHITUNG DARI BESAR-KECILNYA HARGA VARIAN (τ2) DARI PENGAMATAN
4. CARA-CARA MENGHINDARI KEMUNGKINAN KESALAHAN
KESALAHAN DAPAT DIHINDARI :
PERSIAPAN SEBELUM PELAKSANAAN
– TAHU TENTANG TEORI PENGUKURAN
– PAHAM DENGAN JENIS-JENIS ALAT UKUR DAN CARA KOREKSINYA
– MENGUASAI METODE-METODE ILMU HITUNG PERATAAN
– BEKERJA DENGAN LOYALITAS TINGGI DAN RASA TANGGUNG JAWAB
WAKTU PELAKSANAAN
– MENGHINDARI PELAKSANAAN SURVEY DGN INTENSITAS PANAS TINGGI ( 10.00-14.00)
– PELETAKAN DAN SETTING ALAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar